Nusantara berasal dari kata NUSA dan ANTARA artinya DI ANTARA.
NUSANTARA diartikan sebagai satu kesatuan wilayah kepulauan di antara pulau-pulau.
Makna SATU NUSA: bahwa setiap orang harus merasa memiliki satu tanah air yang sama,
yaitu tanah air Indonesia.
Makna SATU BANGSA: walaupun kita berasal dari suku yang berbeda,
tetapi tetap satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
Makna SATU BAHASA: yaitu bahasa Indonesia.
Organisasi Kepemudaan
1. TRIKORO DHARMO
Didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Maret 1915.
Arti Trikoro Dharmo = Tiga Tujuan Mulia.
Organisasi ini merupakan perkumpulan yang berasal dari Pulau Jawa dan Madura.
Tokoh: Satiman, Kadarman, dan Sunardi.
Pada tahun 1918 berubah nama menjadi JONG JAVA.
2. JONG SUMATERANAN BOND (Pemuda Sumatera)
Didirikan di Jakarta pada tanggal 9 Desember 1917.
Tokoh: Mohammad Yamin, Muhammad Hatta, M.Tamsil, Bahder Johan, dan A.K Gani.
3. JONG MINAHASA (Pemuda Minahasa)
Didirikan pada tahun 1918.
4. JONG CELEBES (Pemuda Sulawesi)
5. JONG AMBON
Didirikan pada tahun 1918.
6. JONG ISLAMIETEN BON (JIB)
Didirikan 1 Januari 1925 oleh Syamsurizal.
Tokoh: Sugondo Joyo Puspito, Abdul Kadir sigit, Sumitro, Wilopodan Amir Syarifuddin.
PPPI (Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia) merupakan pelopor diadakannya
kongres Pemuda I.
Kongres Pemuda I (pertama) diselenggarakan di BATAVIA (Jakarta)
pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926.
Ketua: Muhammad Tabrani dari Jong Java
Wakil Ketua: Sumarto
Sekretaris: Djamaludin (Adinegoro)
Bendahara: Suwarso
Organisasi pemuda yang telah terbentuk masih bersifat kedaerahan.
Mereka berjuang untuk daerah asalnya saja sehingga sulit sekali menciptakan rasa persatuan.
Hal tersebut disebabkan masih kuatnya sifat kedaerahan yang mereka miliki.
Tujuan kongres: menanamkan semangat kerja sama antar perkumpulan pemuda di Indonesia.
Kongres Pemuda I menjadi dasar bagi Persatuan Indonesia.
Namun, Kongres Pemuda I belum berhasil mempersatukan kegiatan pemuda dalam satu wadah.
Kongres Pemuda I menghasilkan gagasan persatuan dalam perjuangan untuk Indonesia merdeka.
Kongres Pemuda II (kedua) di Jakarta pada tanggal 27-28 Oktober 1928.
Peserta dari Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumateranan Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi.
Kongres pemuda ke II ini ditinjau juga dari Golongan Tiongha (tokoh dari tiongha: kwee Thiam Hong, Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tji Djien Kwie)
Susunan Panitia Kongres Pemuda II adalah:
Ketua: Sugondo Joyopuspito (PPPI)
Wakil Ketua: R.M Joko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumateranan Bond)
Bendahara: Amir Syarifuddin (Jong Batak Bond)
Pembantu I: Johan Muhammad Cai (Jong Islamieten Bond)
Isi Sumpah Pemuda:
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah air Indonesia
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Pada saat Kongres Pemuda II, lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman untuk kali pertama diperdengarkan.
Pada saat itu juga, bendera Merah Putih ditetapkan sebagai bendera Kebangsaan Indonesia.
Lambang Garuda Pancasila melambangkan persatuan, terutama kesatuan Nusa, Bangsa, dan Bahasa seperti yang diamanatkan oleh Ikrar Sumpah Pemuda.
Lambang Garuda sendiri memiliki beragam makna, yaitu:
Setiap helai bulu Garuda adalah simbol kemerdekaan.
- Jumlah bulu di sayap ada 17 helai, melambangkan tanggal kemerdekaan yaitu tanggal 17.
- Jumlah bulu ekor ada 8 helai, melambangkan bulan kemerdekaan yaitu Agustus.
- Jumlah bulu di leher ada 45 helai, melambangkan tahun kemerdekaan yaitu 1945.
Lambang perisai Pancasila adalah cerminan kesatuan bangsa atau kekuatan bangsa yang bersatu.
Burung garuda mencengkram pita yang bertuliskan semboyan nasional,
yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti Berbeda tapi Tetap Satu.
Bentuk pengamalan Sumpah pemuda sangatlah beragam.
Diantaranya sebagai berikut.
1. Toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
Misalnya dengan menghormati umat agama lain yang sedang menjalankan ibadahnya.
2. Saling menghormati antar suku bangsa.
Sikap menghormati ini bisa ditunjukkan dengan menghormati adat istiadat daerah lain.
Bisa pula dengan mempelajari budaya suku lain.
3. Hidup gotong royong dalam masyarakat.
Gotong royong merupakan budaya bangsa Indonesia.
Gotong royong mencermikan sikap bersatu dan saling membantu.
Kegiatan gotong royong antara lain diwujudkan dalam pembuatan sarana umum
seperti jalan, pembuatan jembatan, atau membangun rumah.
4. Saling tolong-menolong
Wilayah Indonesia rawan akan bencana alam.
Oleh karena itu kita harus siap dalam menghadapi bencana.
Saat saudara kita terkena bencana alam, maka kita harus segera menolongnya.
Misalnya saat terjadi tsunami di Aceh.
Seluruh bangsa Indonesia turut membantu para korban di Aceh.
Tentunya sesuai dengan kemampuannya masing- masing.
5. Bangga berbahasa Indonesia.
Globalisasi menyebabkan budaya asing masuk ke negara kita.
Salah satunya berpengaruh pada gaya bahasa.
Untuk itu, kita harus bangga dengan bahasa nasional kita.
Hal tersebut menunjukkan jati diri kita sebagai bangsa yang berbudaya luhur.
Di masa lalu, Sumpah Pemuda telah mendorong bangsa Indonesia untuk bersatu.
Perjuangannya tidak lagi bersifat kedaerahan, sifatnya sudah menasional.
Hingga akhirnya kemerdekaan dapat di raih.
devide et impera: Politik pecah belah atau politik adu domba
Contoh pengamalan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari:
1. Rajin belajar sebagai bukti cinta terhadap tanah air.
2. Selalu giat dalam mengerjakan piket kelas merupakan salah satu bentuk disiplin dan
tanggung jawab.
3. Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
4. Aktif dalam kegiatan di daerahmu, seperti ikut serta dalam perlombaan 17 Agustus.
5. Menghargai keragaman suku, adat, budaya, dan agama.
tolong itu judulnya dikondisikan
BalasHapus